Langsung ke konten utama

Oat Ternyata Lebih Sehat dari Gandum



Oat dan gandum memang sudah lama dikenal di kalangan masyarakat, khususnya yang punya kebiasaan hidup sehat dan juga berdiet. Namun kenyataannya, selama ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui perbedaan oat dan gandum. Oat memang tidak jauh berbeda dengan gandum karena sama-sama berasal dari satu famili, yaitu serelia.

Lalu apa yang membedakan keduanya? Dokter Spesialis Gizi Klinik Bunda Heart Centre, Elia Indrianingsih, mengatakan, oat bisa dimakan langsung. Oat ini dikenal dengan nama havermut.  Sementara gandum tidak bisa dimakan langsung. Untuk bisa disantap, gandum harus melalui proses pengolahan menjadi tepung. Tepung ini pun harus diproses lagi menjadi roti atau kue agar bisa dikonsumsi.

Kedua bahan makanan ini memang jadi pilihan banyak orang ketika mereka sedang diet. Bahan makanan ini memang mengandung serat yang tinggi sehingga bisa membuat rasa kenyang yang lebih lama. Selain itu, bahan makanan ini juga rendah kolesterol sehingga bersahabat untuk jantung.


Di antara keduanya, makanan berbahan gandum masih lebih banyak disukai dibanding konsumsi oat. Mungkin saja ada yang beranggapan bahwa gandum jauh lebih sehat dan enak dibanding oat.

Padahal, tidak juga. Elia mengatakan kandungan gizi oat ternyata jauh lebih tinggi dibanding gandum.

"Setiap 100 gram oat memiliki serat larut sebanyak 5,1 gram dan protein sebangak 16 gram," katanya dalam acara Living With Heart Disease di Hotel Hermitage, Selasa (24/2). "Sedangkan gandum hanya memiliki 2,2 gam serat larut dan 13,7 gram protein."

Sementara itu, beras sebagai bahan makanan pokok memiliki kandungan gizi yang jauh dari kedua bahan itu. Beras hanya memiliki 0,1 gram serat larut dan 6,6 gram protein.

"Oat mengandung serat larut lebih banyak dibandingkan dengan gandum. Serat larut ini bisa menurunkan kadar kolesterol, salah satu faktor penyebab penyakit jantung." 

Di dalam tubuh, oat bekerja seperti sebuah sponge pencuci piring. Oat akan menyerap air, kemudian membersihkan kolesterol dalam tubuh.

Yang harus diingat, agar tubuh yang sehat dengan gizi yang cukup, konsumsi oat harus diimbangi dengan makanan lainnya dan pola makan sehat.

Elia menyarankan untuk mengurangi konsumsi makanan berlemak, makanan berkolesterol tinggi, rendah garam dan meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi serat, misalnya sayur dan buah.

"Selain itu, juga diseimbangi dengan olahraga yang rutin dan teratur," ujar Elia.


Sumber : CNN Indonesia.
Photo : pixabay.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Perbedaan Novel Coronavirus dan SARS?

Wabah pneumonia di Wuhan , China, dipicu oleh  Novel coronavirus  atau 2019 n-CoV. Awalnya, para ahli mengira bahwa tipe baru  coronavirus   ini memiliki kemiripan yang cukup tinggi dengan sindrom pernapasan akut berat (SARS). Namun, setelah diteliti lebih lanjut, ternyata ada beberapa perbedaan di antara keduanya.  Simak ulasan lengkap di bawah ini mengenai  Novel coronavirus  dan SARS.  1. Asal Mula Kemunculan Virus Novel coronavirus  (2109 n-CoV) mulai menyerang ratusan warga di Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Gejala yang muncul pun hampir mirip dengan pneumonia, yaitu sesak napas, demam, dan batuk. Menurut laporan dari  World Health Organization (WHO) , per tanggal 22 Januari 2020, ada lebih dari 400 orang yang terjangkit virus di beberapa negara berikut: China Jepang Republik Korea Selatan Thailand Amerika Serikat Dari laporan tersebut, terdapat 17 korban yang meninggal dunia. Semua korban yang meningga...